DPRD Tubaba akan tindak tegas,memantau langsung proyek yang dikerjakan PT Belibis Karya Group
AKTAHARJAYAMEDIA.COM-
Tulang Bawang Barat, Proyek rekonstruksi jalan yang tengah berlangsung di Kabupaten Tulang Bawang Barat, tepatnya di ruas Jalan Mekar Jaya–Suka Jaya, yang nilainya mencapai Rp19 miliar, kini menjadi sorotan. Hal ini berangkat dari laporan dugaan ke tidak sesuaian spesifikasi yang membuat jalan yang baru dibangun tersebut sudah mulai retak dalam waktu singkat. Menanggapi masalah ini, Ketua Komisi III DPRD Tulang Bawang Barat, Edi Anwar, menegaskan akan memantau langsung proyek yang dikerjakan PT Belibis Karya Group. Sebagai wakil rakyat dan memiliki fungsi pengawasan akan bersikap tegas terhadap kualitas pekerjaan tersebut.
“Kami akan mengkaji dan memastikan terlebih dahulu apakah pekerjaan ini benar-benar dilakukan dengan baik dan sesuai standar. Jika ditemukan bahwa pekerjaan tersebut asal-asalan, kami tidak segan untuk menegur dinas PUPR dan memberikan peringatan keras kepada rekanan. Anggaran yang cukup besar harus dikelola dengan baik, jika tidak, kita akan pastikan untuk menindak tegas,” ungkap Edi Anwar dengan tegas.
Terkait hal ini, Edi juga menyampaikan bahwa pihaknya memiliki kewenangan untuk melakukan pengawasan terhadap seluruh pekerjaan yang dilakukan oleh Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Tulang Bawang Barat. Pengawasan ini bukan hanya mencakup proyek jalan, tetapi juga seluruh pekerjaan yang dikelola oleh dinas tersebut.
“Kami akan terus melakukan pengawasan yang intensif. Tidak hanya untuk pekerjaan jalan, tetapi juga untuk semua proyek yang ada. Kami akan evaluasi secara menyeluruh,” tambahnya.
Jum’at/18/Juli/2025
Sementara itu kunjungan awak media ke kantor Dinas PUPR Tubaba, untuk menemui Kepala Bidang Binamarga, Iwan Balau, terkait proyek tersebut, menemui kendala. Anggota Satpol PP Apri yang berjaga di kantor tersebut menginformasikan bahwa Iwan Balau tidak berada di kantor pada saat itu dan yang memimpin apel pagi adalah Sekretaris Dinas PUPR.
“Pak Iwan Balau sedang tidak ada di kantor, dan tadi yang memimpin apel adalah Pak Sekretaris. Beliau sekarang sudah berangkat ke Pemda,” ujar anggota Satpol PP, saat ditemui di kantor Dinas PUPR.
Proyek yang melibatkan anggaran besar ini semakin menarik perhatian publik, mengingat adanya dugaan ketidaksesuaian antara pekerjaan yang telah dilakukan dengan standar yang telah ditetapkan. Tuntutan agar semua pihak yang terlibat dalam proyek ini bertanggung jawab dan memberikan hasil yang maksimal pun semakin menguat.
Pemerintah Kabupaten Tulang Bawang Barat melalui dinas terkait diharapkan dapat memberikan klarifikasi lebih lanjut mengenai masalah ini, sekaligus memastikan agar proyek serupa di masa depan dapat terlaksana dengan lebih baik dan sesuai standar kualitas yang diharapkan.
Diberitakan Sebelumnya,
proyek rekonstruksi ruas Jalan Mekar Jaya–Suka Jaya di Kecamatan Gunung Agung, Kabupaten Tulang Bawang Barat, Provinsi Lampung, menuai sorotan tajam. Proyek senilai hampir Rp20 miliar ini diduga dikerjakan asal-asalan dan tak sesuai dengan spesifikasi teknis.
Pekerjaan yang dibiayai melalui Dana Alokasi Khusus (DAK) Tahun Anggaran 2025 ini dilaksanakan oleh PT. Belibis Karya Group, pemenang tender asal Bengkulu Selatan, dengan nilai kontrak Rp19.628.505.222,54 dan masa pelaksanaan selama 180 hari. Namun, berdasarkan hasil investigasi Aliansi Wartawan Nasional Indonesia (AWNI) Tulang Bawang Barat, ditemukan banyak dugaan pelanggaran teknis di lapangan.
Mutu Beton Dipertanyakan, Jalan Retak-retak
Rudi, Sekretaris AWNI Tulang Bawang Barat, mengungkapkan bahwa pengerjaan jalan rigid beton diduga tidak menggunakan mutu beton K-250 sebagaimana mestinya. Hasilnya, permukaan jalan yang baru dibangun tersebut sudah mengalami retakan di berbagai titik.
“Dari hasil investigasi kami, banyak kejanggalan. Gambar perencanaan terkesan asal-asalan, menyebabkan perubahan di lapangan dan hasil pekerjaan yang tidak berkualitas. Bahkan jalan sudah banyak retak-retak,” tegas Rudi, Selasa (15/7/2025).
Ia juga menyoroti ke tidak konsistenan material bangunan yang digunakan. “Materialnya berbeda-beda. Besi tulangan yang dipasang juga diduga tidak sesuai spesifikasi. Ini jelas mempengaruhi kekuatan dan daya tahan jalan,” katanya.
Pengawas Akui Gunakan Besi 10, APD Pekerja Diabaikan
Saat awak media mengkonfirmasi langsung ke lapangan, pengawas lapangan proyek bernama Yoyo mengakui bahwa proyek menggunakan besi ukuran 10 mm, dengan ketebalan cor beton 20 cm dan panjang total sekitar 2.876 meter.
“Pakai besi 10, pekerja ada 15 orang. Semua sudah sesuai juknis dan juklis. Ada konsultan dan pengawas PU yang memantau,” ujarnya.
Namun saat ditanya soal penggunaan alat pelindung diri (APD) yang tampak diabaikan para pekerja, Yoyo berdalih: “APD ada, tapi tidak dipakai karena gerah saja,” dalih Yoyo
PPK dan Konsultan Dianggap Lalai, APH Diminta Turun Tangan
Pihak AWNI menilai lemahnya pengawasan oleh Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) dan konsultan pengawas dari CV Karya Mulya Mandiri turut menjadi penyebab bobroknya pelaksanaan proyek ini.
“Kami mendesak aparat penegak hukum (APH) dan instansi terkait untuk segera turun ke lokasi, memeriksa pekerjaan ini secara menyeluruh dan mengusut tuntas dugaan penyimpangannya,” pungkas Rudi.
Hingga berita ini diterbitkan, pihak Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Tulang Bawang Barat belum memberikan tanggapan atas dugaan pelanggaran ini. (R)